MENOLAK MENGAKUI MASALAH
- Rincian
- Diterbitkan hari Senin, 06 Februari 2023 00:00
- Ditulis oleh Eko Elliarso
- Dibaca: 6883 kali
Baca: MATIUS 9:9–13
Yesus mendengarnya dan berkata, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit.” (Matius 9:12)
Bacaan Alkitab Setahun:
Imamat 14–15
Dengan penuh sukacita, Tuhan menyambut para pendosa, dan makan bersama mereka. Kaum Farisi mengecam hal itu, tetapi Tuhan berkata, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit.”
Apakah Tuhan hendak mengatakan bahwa para pendosa yang makan bersama-Nya itulah “orang sakit” yang butuh diselamatkan, dan kaum Farisi adalah “orang-orang sehat” yang tidak memerlukannya? Jelas bukan itu. Tuhan tahu, semua orang—termasuk kaum Farisi—adalah pendosa yang butuh diselamatkan.
Jadi, apa sebenarnya maksud Tuhan?
Dengan sabda itu (ay. 12), Tuhan mengkritik kaum Farisi, yang penuh dosa namun menolak mengakui dosa mereka, dan merasa tak butuh Juru Selamat. Pula, dengan sabda itu, Tuhan sekaligus juga mengkritik semua orang yang memiliki masalah namun menolak mengakui masalahnya dan menolak upaya penyelesaian masalah. Siapa sajakah mereka?
Orang yang bersalah tetapi merasa benar, enggan mengakui kesalahannya, dan tak merasa perlu bertobat. Orang sakit yang menolak mengakui sakitnya, mengeklaim diri baik-baik saja, dan merasa tak perlu berobat. Orang yang menolak mengakui bahwa Covid-19 amat berbahaya, menolak vaksinasi, dan menolak menjalani protokol kesehatan. Orang yang sikap kelirunya merusak kebersamaan, tetapi merasa benar, menolak mengakui kekeliruannya (apalagi memperbaiki diri), hingga tidak damai dalam kebersamaan. Dan banyak lagi.
Memang demikianlah ihwalnya: jujur mengakui masalah yang ada adalah langkah awal yang harus diambil demi langkah lebih lanjut menuju keadaan yang lebih baik.
—EE/www.renunganharian.net
TANPA KEJUJURAN UNTUK MENGAKUI YANG HARUS DIAKUI,
TAK ADA KESEMPATAN UNTUK MENJADI LEBIH BAIK
Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Pelayanan Gloria