MANUSIA BIASA
- Rincian
- Diterbitkan hari Sabtu, 20 Juli 2019 00:00
- Ditulis oleh Pipi Agus Dhali
- Dibaca: 8524 kali
Baca: Kisah Pr. Rasul 14:8-20
“Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian? Kami ini manusia biasa sama seperti kamu.” (Kisah Pr. Rasul 14:15)
Bacaan Alkitab Setahun:
Amsal 1-5
Ketika Tuhan sedang meneguhkan berita Injil dengan mukjizat kesembuhan ilahi, manusia sering keliru menanggapinya. Yang dikagumi, disanjung, dan dicari-cari adalah orang yang pada saat itu sedang dipakai Tuhan. Seakan-akan sedang ada “orang istimewa” di antara kebanyakan orang. Dirinya menjadi tenar, dipuja-puja dan diperlakukan istimewa. Siapa tidak tergoda menikmati perlakuan istimewa itu?
Di Listra terjadi kesembuhan ilahi atas seorang lumpuh melalui pelayanan Paulus dan Barnabas (ay. 8-10). Serentak masyarakat takjub, terpikat, dan mendatangi kedua penginjil itu sambil membawa kelengkapan kurban bagi dewa sebab mereka dianggap dewa (ay. 11-13). Keteladanan keduanya dalam menanggapi perlakuan istimewa itu sungguh penting. Mereka menolak dan dengan tegas berkata, dirinya adalah manusia biasa (ay. 14-15).
Pengakuan sebagai manusia biasa setara siapa saja adalah disiplin rohani yang utama. Betapa sering, ketika keberuntungan sedang berpihak atau berkat sedang berlimpah, kita tergoda untuk senang diperlakukan istimewa atau menganggap diri istimewa. Tiba-tiba serasa kita ini lebih dibanding sekitar. Lebih hebat. Lebih kaya. Lebih cerdas. Lebih beruntung. Lebih penting. Lebih super. Lebih suci. Padahal semua “kelebihan” yang sedang mengunjungi kita hanyalah pemberian dan titipan Tuhan belaka. Dialah yang hebat, kita semua hanya alat.
—PAD/www.renunganharian.net
TUHAN DAN ANUGERAH BERKAT-NYA MEMANG LUAR BIASA,
TETAPI KITA INI HANYA MANUSIA BIASA
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria