BERAS DAN PASIR
- Rincian
- Diterbitkan hari Kamis, 09 Mei 2019 00:00
- Ditulis oleh Hosea Sitepu
- Dibaca: 12359 kali
Baca: 1 Tesalonika 5:16-18
Ucapkanlah syukur dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. (1 Tesalonika 5:18)
Bacaan Alkitab Setahun:
2 Raja-raja 21-23
Satu keluarga bahagia sekali karena dihadiahi satu karung beras oleh keluarganya dari kampung. Setelah si ibu memasak dan menghidangkan untuk makan malam, ayah berkata: “Ah, ada pasir, ada pasir!” sambil mengeluarkan nasi dari mulutnya. Beberapa kali suami isteri tersebut menemukan pasir saat mengunyah makanan. Ketika karung berisi beras diperiksa ternyata banyak pasirnya dan sang suami terus mengeluhkannya. Namun si istri itu berkata: “Bersyukurlah masih ada beras yang masih bisa dipisahkan dari pasir!” sambil mulai membersihkan beras.
Kehidupan kita sebagai orang Kristen terkadang mengalami hal yang tidak menyenangkan di saat hal menyenangkan tiba seperti beras bercampur pasir. Meskipun demikian kita sesungguhnya masih dapat menemukan alasan untuk mengucap syukur kepada Tuhan seperti ucapan dan perbuatan ibu tersebut terhadap beras yang dia miliki. Kita tetap dapat berfokus pada berasnya dan memisahkan pasirnya.
Mengapa Firman Tuhan mengajak kita mengucap syukur senantiasa dan itulah yang dikehendaki Tuhan? Sebab ada banyak hal dalam hidup ini yang perlu disyukuri, ketimbang kita terlalu berkeluh kesah dengan hal yang menyusahkan. Ketika kita tidak bisa bersyukur, maka hidup kita akan dikuasai masalah. Masalah akan menjadi pusat perhatian kita dan bukan Tuhan yang memberi kita kekuatan untuk menang dari segala masalah. Dengan tetap berfokus pada yang baik ketika ada campuran yang tidak baik, kita bisa mengucap syukur dalam segala hal dan bersukacita senantiasa serta tetap berdoa.
—HST/www.renunganharian.net
DALAM SEGALA HAL KITA MASIH DAPAT
MENEMUKAN ALASAN UNTUK MENGUCAP SYUKUR
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria