GARAM ITU CINTA DAMAI
- Rincian
- Diterbitkan hari Kamis, 31 Mei 2018 00:00
- Ditulis oleh Agus Santosa
- Dibaca: 12781 kali
Baca: Markus 9:50
“Hendaklah kamu senantiasa mempunyai garam dalam dirimu dan hidup berdamai seorang dengan yang lain.” (Markus 9:50b)
Bacaan Alkitab Setahun:
2 Tawarikh 34-36
Yesus lahir dan tumbuh pada zaman di mana garam menjadi barang penting dan berharga. Garam merupakan komoditas yang paling dicari orang, harganya mahal, bahkan dijuluki “emas putih”. Yesus pun menyamakan kita dengan garam, kata-Nya, “Kamu adalah garam dunia” (Mat. 5:13). Analogi itu menunjukkan pandangan-Nya yang meyakini bahwa seperti garam, setiap orang itu penting dan berharga.
Hari ini, meski garam tak semahal emas, tetap penting dan berharga. Di sepanjang zaman, butir-butir kristal putih asin itu selalu dibutuhkan manusia. Seperti garam, kita adalah pribadi yang berharga, penting dan dibutuhkan orang lain. Kita adalah “garam dunia”, dan untuk itu Yesus bersabda, “Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain” (ay. 50). Garam itu penuh kasih dan membawa damai sejahtera. Namun untuk menjadi garam yang cinta damai, kita harus memiliki hati yang dilimpahi damai sejahtera. Kita harus memiliki kasih untuk mampu mengasihi orang lain. Kita harus menjadi sebutir garam yang menggarami diri sendiri sebelum menjadi garam bagi orang lain.
Saudaraku, sudahkah kita memiliki garam yang cukup dalam diri kita? Mari menjadi sebutir garam yang membawa damai sejahtera untuk lingkungan kita. Mari merahmati orang lain dengan kasih, kepada siapa pun, tak terkecuali mereka yang memusuhi kita.
—ASA/www.renunganharian.net
TUHAN INGIN KITA SEPERTI GARAM YANG MELARUT DI DALAM AIR, TAK KASAT MATA
TETAPI MENINGGALKAN SECERCAH RASA DALAM KEHIDUPAN ORANG LAIN
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria