KEPUASAN
- Rincian
- Diterbitkan hari Jum'at, 26 Januari 2018 00:00
- Ditulis oleh Pipi Agus Dhali
- Dibaca: 12931 kali
Baca: Pengkhotbah 5:9-18
Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. (Pengkhotbah 5:9)
Bacaan Alkitab Setahun:
Keluaran 26-28
Penelitian dengan cermat membuktikan, orang dengan penghasilan sedikit tidak merasa puas; namun ketika penghasilannya lebih banyak ia tetap tidak puas. Kenapa? Sebab tuntutannya pun bertambah, begitu pun pengeluarannya. Sementara tingkat kepuasannya sama saja: tetap belum puas. Kepuasan itu layaknya orang bergerak di atas putaran alas treadmill, meski kecepatan meningkat pun tak ada gerak maju. Tetap saja di situ.
Pengkhotbah juga dengan jeli mengamati, dalam kehidupan manusia yang namanya kepuasan atau kesenangan selalu minta dipenuhi tak kenal henti. Kekayaan bukan jawaban. Sia-sia saja menjadikannya jalan pemenuhan kepuasan. Bahkan uang dan harta tak jarang malah menghadirkan celaka (ay. 12). Yang lebih utama ialah kebahagiaan. Dan kebahagiaan ada pada karunia yang Allah berikan kepada kita untuk menikmati berkat-Nya, entah itu besar atau kecil (ay. 11, 17-18). Kebahagiaan ada pada hati yang mensyukuri dan merayakan rahmat Allah.
Kita harus waspada pada ilusi kesenangan, yang mengajarkan kepada kita bahwa cara untuk menjadi puas adalah dengan mendapatkan lebih. Itu tipuan, bahkan jebakan! Dengarkan firman-Nya. Bahagia itu terbit di hati yang bersyukur atas rahmat dan berkat-Nya. Sesudah itu, alih-alih berupaya mendapat, orang yang banyak berbagi dan memberi, membuka diri dan mencintai, justru merasa bahagia.
—PAD/www.renunganharian.net
PERBANYAKLAH MENGASIHI, BERBAGI, DAN MEMBERI—
KEBAHAGIAAN TAK AKAN JAUH DARI PADANYA
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria