KHILAF
- Rincian
- Diterbitkan hari Kamis, 28 Desember 2017 00:00
- Ditulis oleh Denny Pranolo
- Dibaca: 10976 kali
Baca: Roma 7:13-25
Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku lakukan, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku lakukan. (Roma 7:19)
Bacaan Alkitab Setahun:
Wahyu 14-16
Dalam persidangan, hakim biasanya bertanya kepada terdakwa, “Apakah kamu tahu bahwa apa yang kamu lakukan itu salah?” Biasanya terdakwa menjawab, “Iya,” atau sekadar menganggukkan kepala. Biasanya hakim bertanya lagi, “Kalau sudah tahu salah kenapa dilakukan juga?” Biasanya terdakwa menjawab, “Saya khilaf.”
Manusia pada dasarnya tahu apa yang benar dan salah. Namun, kodrat bawaan manusia membuatnya cenderung lebih suka melakukan perkara yang tidak benar. Sebagai orang Kristen kita pun seperti itu. Kita tahu hukum Tuhan, mana yang dosa dan yang tidak. Namun, sering kali kita khilaf. Melakukan apa yang seharusnya tidak kita lakukan, kemudian menyesalinya, hanya untuk mengulanginya di kemudian hari.
Jadi bagaimana? Apakah kita akan selamanya menjadi manusia khilaf? Tentu tidak. Yesus sudah datang ke dunia, mati di kayu salib, bukan hanya supaya kita bisa masuk surga, tetapi juga supaya bisa hidup berkemenangan. Yohanes 1:12 mengatakan, “Semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah.” Bagi setiap orang yang percaya kepada Yesus, tersedia kuasa yang membuatnya bisa menang atas dorongan untuk berbuat jahat atau berdosa. Dengan kekuatan sendiri tentu kita tidak bisa melawannya. Namun, bila kita mengandalkan kekuatan anugerah- Nya, kita pasti mampu. Karena itu, ketika kita tahu harus berbuat baik, tetapi merasa tidak memiliki kekuatan untuk melakukannya, berserulah kepada-Nya, mintalah anugerah-Nya untuk menguatkan kita.
—DP/www.renunganharian.net
ANUGERAH-NYA CUKUP UNTUK MEMBUAT KITA TIDAK KHILAF
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria