AYAH-IBUKU BAHAGIAKU
- Rincian
- Diterbitkan hari Minggu, 15 Oktober 2017 00:00
- Ditulis oleh Eko Elliarso
- Dibaca: 8438 kali
Baca: Amsal 31:10-31
Anak-anaknya bangun, dan menyebutnya berbahagia.... (Amsal 31:28a)
Bacaan Alkitab Setahun:
Markus 6-7
Amsal 31:10-31 bertutur tentang ibu luar biasa yang membahagiakan keluarga dengan penuh dedikasi. Respons anak-anaknya sungguh mengharukan. Bagi anak-anak itu, ibu mereka adalah “malaikat” mereka, idola mereka. Karena itu, “Anak-anaknya bangun dan menyebutnya berbahagia” (ay. 28a). Tiap hari, begitu membuka mata, hal pertama yang memenuhi kesadaran mereka adalah: “Ibuku bahagiaku”.
Amsal 31:10-31 berbicara tentang peran ibu. Tetapi, dalam pada itu, Amsal ini berbicara tentang peran orangtua, dan buahnya bagi relasi mereka dengan anak-anak. Amsal ini adalah teladan agar orangtua membangun relasi yang karib dan dalam dengan anak-anak, agar orangtua melekat di hati mereka. Itu dibutuhkan untuk menuntun mereka di jalan yang patut.
Dalam sebuah lagu lama, seorang penyanyi cilik berseru, “Oh, Daddy. You are my superstar!”. Jelas, figur daddy bukan figur sempurna. Maka, sebutan superstar pada daddy itu bukan gambaran objektif tentang figur ayah. “Daddy, you are my superstar” adalah ungkapan subjektif yang sarat muatan rasa, yang berakar pada hubungan yang amat dekat antara anak dan ayahnya.
Merenungi Amsal 31:10-31 membuat saya teringat pada lagu lama itu. Dan, hati saya pun tercekat. Sekarib dan sedalam itukah relasi saya dengan anak-anak saya? Dengan kualitas relasi yang saya bangun, adakah mereka berbisik dalam hati, “Ayah, Ibu, kalian bahagiaku”? Adakah hati mereka menyebut kami, orangtua mereka, berbahagia? Atau, jangan-jangan...?
—EE/www.renunganharian.net
RELASI YANG KARIB SERTA DALAM DENGAN ANAK-ANAK
ADALAH JALAN UNTUK MENGAJAK MEREKA MENGHIDUPI JALAN YANG PATUT
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria