KASIH YANG PALSU
- Rincian
- Diterbitkan hari Selasa, 20 Desember 2016 00:00
- Ditulis oleh Arie Liyono
- Dibaca: 12446 kali
Baca: Efesus 5:22-33
Hai suami, kasihilah istrimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri- Nya baginya. (Efesus 5:25)
Bacaan Alkitab Setahun:
1 Yohanes 1-3
“Kita cerai!” Teriakan disertai kemarahan seperti ini biasa menghiasi sinetron yang ditayangkan televisi kita. Sayangnya, hal ini juga mulai biasa terjadi dalam kehidupan nyata, tidak terkecuali di tengah orang Kristen. Sudah tidak lagi saling mengasihi, begitu alasan yang sering dipakai. Lalu ke manakah kasih yang dahulu ketika memulai pernikahan? Sudah habis? Luntur? Ataukah memang kasihnya hanya berkualitas palsu?
Firman Allah memerintahkan pasangan suami-istri untuk membangun hubungan pernikahan di atas dasar kasih Kristus. Suami dipanggil untuk mengasihi istrinya seperti Kristus mengasihi jemaat (ay. 25), ada pun istri dipanggil untuk menundukkan diri pada suami seperti kepada Tuhan (ay. 22). Hubungan kasih antara Kristus dan jemaat menjadi tolok ukur hubungan kasih suami-istri (ay. 32). Kasih Kristus yang kekal adalah dasar yang teguh untuk membangun hubungan pernikahan di tengah dunia yang berubah-ubah dan penuh tantangan ini.
Jika Allah tidak hadir dalam hidup seseorang, mustahil baginya untuk mengalirkan kasih yang sejati kepada pasangannya. Ia tidak memiliki sumber kasih yang sejati. Sumber kasihnya hanyalah perasaan yang bisa memudar, ketertarikan fisik, atau hal-hal lain yang fana, bukan kasih Kristus yang kekal. Sebaliknya, ketika kita tinggal di dalam kasih Kristus, kasih-Nya itu akan mengalir dari hati kita kepada pasangan kita. Kasih-Nya yang sempurna akan memampukan kita mengasihi dan menghormati pasangan kita yang tidak sempurna. —AL
KEHADIRAN ALLAH DI DALAM HATI ADALAH
JAMINAN AKAN ADANYA KASIH YANG SEJATI
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria