BERSYUKURLAH! TETAPI...
- Rincian
- Diterbitkan hari Senin, 14 November 2016 00:00
- Ditulis oleh Eko Elliarso
- Dibaca: 10769 kali
Baca: Matius 25:31-46
Siapa menindas orang yang lemah, menghina Penciptanya... (Amsal 14:31)
Bacaan Alkitab Setahun:
Kisah Para Rasul 14-16
Petani miskin terpaksa mengijonkan sawahnya dengan harga sangat rendah. Sementara petani menelan kenyataan pahit, orang lain menangguk keuntungan dari kepahitan tersebut. Sementara upah buruh Indonesia begitu rendah, banyak pihak meraup keuntungan memanfaatkan situasi itu. Ketika orang miskin terpaksa menjadi buruh di luar negeri, banyak pihak tega menipu mereka.
Tragedi semacam itu sangat banyak. Wujud dan kadarnya berbeda-beda, tetapi intinya sama: ketika si lemah terkapar didera kesulitan, si kuat memanfaatkan ketakberuntungan mereka untuk menangguk keuntungan. Kadang-kadang, si kuat mempertahankan atau bahkan menciptakan keadaan yang membuat si lemah terus-menerus terjepit kesulitan, agar si lemah selalu dapat dieksploitasi.
Syukur adalah penghormatan kepada Tuhan. Jika saya mendapat hasil lewat cara-cara eksploitatif seperti tergambar di atas, penghormatan kepada Tuhankah syukur saya? Perlakuan kita kepada si lemah diperhitungkan Tuhan sebagai perlakuan kita kepada-Nya (Mat. 25:35, 40). Maka, memojokkan mereka yang tak beruntung adalah memojokkan Kristus. Melanggengkan ketakberuntungan si lemah agar mereka selalu bisa dieksploitasi adalah melanggengkan derita Kristus. Melancarkan strategi yang membuat pilu si lemah adalah membuat pilu hati Kristus.
Jika demikian, bagaimana bisa hasil-hasil semacam itu patut kita syukuri di depan Kristus? Itu tidak mungkin. Amsal 14:31 menegaskan, penindasan kepada si lemah adalah penghinaan kepada Tuhan, bukan penghormatan. —EE
CARA-CARA EKSPLOITATIF TERHADAP SESAMA DAN BERBAGAI BUAHNYA,
TAK MUNGKIN MENJADI PENGHORMATAN DAN SYUKUR KEPADA TUHAN
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria