KETIKA DITOLAK
- Rincian
- Diterbitkan hari Kamis, 20 Oktober 2016 00:00
- Ditulis oleh Piter Randan Bua
- Dibaca: 11472 kali
Baca: Lukas 4:16-30
Bukankah Ia ini anak Yusuf? (Lukas 4:22)
Bacaan Alkitab Setahun:
Lukas 1
Yesus di Galilea disanjung dan dipuji banyak orang. Berbeda halnya ketika Dia datang ke kampung halaman-Nya, Nazaret. Awalnya Dia diterima ketika mengajar di rumah ibadah, tetapi kemudian orang menolak-Nya. Yesus ditolak karena Dia anak seorang tukang kayu. Tak ayal, di kota itu Dia tak dapat berbuat apa-apa. Tetapi, bukan berarti Dia berhenti melakukan sesuatu. Justru karena penolakan itulah, Dia lalu berkeliling ke daerah lain dan melakukan berbagai mukjizat besar di sana. Penolakan tak menghentikan atau mematahkan semangat-Nya untuk tetap berbuat kebaikan. Dia mencari dan mengunjungi mereka yang memerlukan pertolongan-Nya.
Bukankah kita juga sering mengalami hal serupa? Kadang-kadang kita ditolak karena latar belakang kita yang dianggap tidak pantas. Kita disingkirkan dan direndahkan karena dianggap tidak baik. Lalu, kita kecewa dan kehilangan harapan. Marah dan enggan untuk melangkah melakukan yang lain. Kita takut dan tak bisa berbuat apa-apa. Atau, tak sedikit pula yang melakukan perlawanan dan melukai mereka yang menolak.
Kita dapat belajar dari sikap Yesus menghadapi penolakan. “Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi” (ay. 30). Pergi bukan untuk menghindari masalah, melainkan untuk mendatangi mereka yang membutuhkan. Pergi dari kemarahan kepada kasih yang membebaskan. Berjalan terus tanpa dendam, memberikan yang terbaik bagi mereka yang menerima-Nya. Penolakan tak mengurangi kualitas kerja-Nya untuk memenuhi panggilan Bapa-Nya.—PRB
PENOLAKAN SEMESTINYA TIDAK MENGHENTIKAN LANGKAH KITA
UNTUK BERKARYA DAN BERBUAT BAIK
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria