JIWA ATAU HARTA?
- Rincian
- Diterbitkan hari Sabtu, 10 September 2016 00:00
- Ditulis oleh Susanto
- Dibaca: 9243 kali
Baca: Yunus 4:6-11
Tetapi berfirmanlah Allah kepada Yunus: "Layakkah engkau marah karena pohon jarak itu?" Jawabnya: "Selayaknyalah aku marah sampai mati." (Yunus 4:9)
Bacaan Alkitab Setahun:
Yehezkiel 33-36
Kakak-beradik bertengkar memperebutkan perusahaan keluarga. Si kakak merasa dicurangi adiknya. Dengan menggunakan pengacara, dan preman, ia berhasil memenjarakan adiknya, padahal sang kakak aktivis gereja. Ketika adiknya memohon pengampunan, sang kakak bergeming. Ia ingin memberi pelajaran seberat-beratnya pada adiknya.
Nabi Yunus, yang membenci Niniwe, merefleksikan kegagalan sikap banyak orang Kristiani. Yunus tidak memiliki apa pun sebagai tempat bersandar, namun dalam semalam Allah menumbuhkan sebatang pohon jarak, agar ia dapat berteduh dari teriknya matahari yang menerpa hidupnya. Namun, atas penentuan Allah pohon itu mati. Dan Yunus sangat marah kepada Allah.
Allah menggunakan pohon jarak dan angin timur yang panas terik (Yun. 4:6-9) untuk menyatakan maksud-Nya. Dia hendak menunjukkan kontras dari sikap hidup Yunus yang mementingkan kesejahteraan jasmani sendiri dan tak peduli akan nasib Niniwe yang sedang menuju kebinasaan. Yunus lebih memperhatikan kenyamanan jasmani sendiri daripada kehendak Allah bagi bangsa yang terhilang itu.
Tidak jarang hidup kita tak berbeda jauh dari nabi Yunus. Kita lebih mengejar berkat jasmani untuk menopang kenyamanan hidup di dunia yang sementara daripada panggilan sebagai saksi Kristus, untuk menjangkau banyak jiwa yang sedang menuju kebinasaan di sekitar kita. Mari kita bertobat ulang, dan kembali pada prioritas hidup Kristiani yang benar. Hargailah apa yang dihargai Allah sebab kita adalah anak-anak-Nya.—SST
APA GUNANYA KITA MEMPEROLEH SELURUH DUNIA,
NAMUN TIDAK PEDULI ORANG DI SEKITAR KITA BINASA?
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria