MELEPASKAN MASA DEPAN
- Rincian
- Diterbitkan hari Kamis, 11 Agustus 2016 00:00
- Ditulis oleh James Yanuar W.
- Dibaca: 11945 kali
Baca: Keluaran 2:1-10
Diambilnya sebuah peti pandan, dipakalnya dengan gala-gala dan ter, diletakkannya bayi itu di dalamnya dan ditaruhnya peti itu di tengah-tengah teberau di tepi sungai Nil. (Keluaran 2:3)
Bacaan Alkitab Setahun:
Yesaya 52-57
Sejak mempunyai anak, saya selalu berjuang melawan perasaan gelisah setiap kali harus pergi bertugas ke luar kota. Hati saya merasa sedih sebab terpaksa meninggalkan putra-putri demi mewujudkan masa depan saya dan keluarga.
Bayangkan yang dialami Yokhebed, ibu Musa. Ia seorang wanita yang harus melepaskan buah hati yang dilahirkan dari kandungannya sendiri. Setelah tiga bulan penuh merawat dan menyusui Musa, pasti ada ikatan emosi kuat terjalin di antara mereka. Sebagai ibu orang Ibrani, dengan berat hati ia terpaksa melepaskan sang buah hati dengan menghanyutkannya ke sungai Nil, agar bayinya itu tidak mati dibunuh oleh orang-orang Mesir.
Tindakan Yokhebed melepaskan anaknya sepertinya sama dengan “melepas” anaknya pada masa depan yang tidak jelas arahnya. Yokhebed sebenarnya bukan hanya “melepas” begitu saja, tetapi ia belajar menyerahkan dan memercayakan sepenuhnya masa depan anaknya kepada Allah. Dan benar, Allah bekerja saat ia “melepaskan” masa depan anaknya. Seorang putri Firaun yang sedang mandi di sungai Nil melihat keranjang bayi Musa tersebut, lalu mengambil dan mengangkat bayi itu menjadi anaknya.
Bagaimana dengan kita? Apakah kita memiliki cita-cita atau impian yang sedang kita coba raih tanpa menyerahkannya terlebih dahulu kepada Allah? Ingat, impian kita belum tentu sama dengan impian Allah terhadap kita. Selaraskan dahulu impian kita dengan impian-Nya, maka Dia akan mewujudkan impian kita.—JYW
LEPASKANLAH IMPIAN KITA KE TANGAN ALLAH,
MAKA DIA AKAN MERANGKAI MASA DEPAN KITA
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria