ABDI DALEM
- Rincian
- Diterbitkan hari Kamis, 16 Jun 2016 00:00
- Ditulis oleh Samuel Yudi Susanto
- Dibaca: 10542 kali
Baca: 1 Korintus 9:1-27
Jika demikian, apakah upahku? Upahku ialah ini: Bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak menggunakan hakku sebagai pemberita Injil. (1 Korintus 9:18)
Bacaan Alkitab Setahun:
Ayub 5-8
Mbah Surip telah menghabiskan lebih dari separuh hidupnya untuk bekerja di keluarga Keraton Surakarta. Sewaktu saya bertanya berapa upah yang diterima dan mengapa ia bisa bertahan begitu lama, beliau menjawab, “Digaji ya cuma beberapa puluh ribu, Pak. Kadang-kadang malah tidak digaji. Tapi, yang penting buat saya itu berkahnya, hidup tenang.” Prinsip pengabdian yang luar biasa! Tiga puluh lima tahun lebih pengabdian tidak melunturkan rasa bangga akan pekerjaannya, tidak menjadikannya lalai akan tanggung jawabnya.
Mungkin beberapa orang Korintus mencela Paulus karena menganggapnya telah mengambil keuntungan dari Injil yang diberitakannya itu. Itulah sebabnya, Paulus membela diri bahwa sebagai pemberita Injil, ia pun sebenarnya punya hak yang sama seperti rasul-rasul lain untuk memiliki istri, dan juga upah untuk penghidupannya (ay. 5-14). Namun demikian, Paulus sama sekali tidak menggunakan hak-hak itu; ia sama sekali tidak mencari upah atau keuntungan dari Injil yang diberitakannya (ay. 15-18). Sebaliknya, ia menjadikan dirinya ‘abdi dalem’ bagi Injil Kerajaan Allah. “Upahku adalah bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah,” ujarnya.
Akankah kita tetap setia mengikut Tuhan serta melayani-Nya sekalipun tidak ada upah atau berkat yang kita terima? Jika kita menjadikan diri kita ‘abdi dalem’ Tuhan, upah atau berkat sama sekali tidak akan memengaruhi kesetiaaan dan pengabdian kita kepada-Nya.—SYS
BERKAT DARI MELAYANI TUHAN ADALAH
KITA DIBERI KEHORMATAN UNTUK MELAYANI DIA!
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria