MAKAN DENGAN BIJAK
- Rincian
- Diterbitkan hari Jum'at, 03 Jun 2016 00:00
- Ditulis oleh Jacqualine Bunga
- Dibaca: 13463 kali
Baca: Amsal 29:1-14
Orang benar mengetahui hak orang lemah, tetapi orang fasik tidak mengertinya. (Amsal 29:7)
Bacaan Alkitab Setahun:
Ezra 6-7
Ketika melakukan penelitian di sebuah persawahan, saya membawa bekal makan siang. Kebetulan waktu itu saya bertemu dengan seorang buruh tani, dan saya mengajaknya berbagi bekal makan siang itu. Namun, dengan alasan belum lapar, ibu itu menggantungkan kantung nasi bagiannya di tiang dangau. Tak berselang lama, kedua anaknya datang. Melihat makanan itu, mereka berebutan menyantapnya. Rupanya ibu mereka sengaja meninggalkan nasi bagiannya untuk kedua anaknya. Dari cerita mereka saya kemudian tahu, pada masa paceklik, mereka hanya makan bubur sekali sehari pada malam hari.
Sebuah LSM Australia, FoodWise, merilis data mencengangkan tentang kebiasaan membuang sisa makanan yang sebenarnya masih sangat layak dimakan. LSM itu menyebutkan bahwa warga Australia membuang makanan senilai 8 miliar dolar AS atau kira-kira setara dengan Rp 8 triliun setiap tahun.
Paus Fransiskus, mengecam kebiasaan kita yang sering menyisakan makanan dan membuangnya. Ia menyamakan kebiasaan itu seperti mencuri makanan dari meja orang miskin. Ironis memang, saat di sekeliling kita masih banyak orang yang kelaparan, kita malah membuang banyak makanan. Ini, seperti dikatakan Salomo, adalah suatu bentuk kefasikan, yaitu mengabaikan hak orang lemah. Nenek moyang kita dahulu sangat menghargai makanan karena mereka paham arti makan secukupnya. Saat ini konsumerisme membuat kita memandang makanan yang dibuang sebagai hal biasa. Kita dapat belajar membela hak orang miskin lewat cara makan yang lebih bijak.—JB
MENGKONSUMSI MAKANAN DENGAN BIJAKSANA
MENUNJUKKAN SIKAP BELA RASA TERHADAP SESAMA YANG KURANG MAMPU
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria