SEPERTI JARAK BERKILO-KILO
- Rincian
- Diterbitkan hari Selasa, 26 April 2016 00:00
- Ditulis oleh Nugie Stine
- Dibaca: 12101 kali
Baca: Lukas 16:19–31
Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya. (Amsal 3:27)
Bacaan Alkitab Setahun:
1 Raja-Raja 12-13
Kath tidak boleh ikut duduk di sekeliling meja makan. Tempatnya berada dekat pintu. Makanan untuk dirinya sudah ditentukan di atas piring. Ia seorang pembantu rumah tangga yang tidak memiliki sanak saudara. Pada zaman itu orang miskin memang dibiarkan begitu saja. Sikap tidak peduli terhadap nasib atau penderitaan orang lain dianggap lumrah. Demikian tulis Max Bauer, seorang buruh tani Jerman, dalam autobiografinya.
Ketidakpedulian semacam itu juga menimpa Lazarus si miskin. Ia berbaring di dekat pintu rumah seorang yang kaya (ay. 20). Ia kelaparan, dan ingin sekali menghilangkan laparnya itu dengan makanan yang jatuh dari meja si orang kaya (ay. 21). Tetapi, tidak ada sedikit pun makanan yang jatuh. Semuanya tetap berada di atas meja, jauh dari jangkauan Lazarus.
Meskipun seorang pengemis, Lazarus tidak merintih meminta seiris roti atau setetes air. Ia pasrah mengharapkan kemurahan hati si orang kaya. Namun, si kaya rupanya tidak peduli. Jarak antara meja dan tempat Lazarus berbaring seperti berkilo-kilo meter. Dan, Lazarus menanggung sampai mati (ay. 22). Dan, jarak lalu terbentang sebagai jurang tak terseberangi antara pangkuan Abraham dan tempat orang kaya itu tersiksa dalam nyala api (ay. 26).
Bagaimanakah dengan hidup kita? Jika kita memiliki kemampuan untuk menolong dan menyantuni sesama yang miskin dan menderita, apakah kita malah tidak peduli? Apakah kita memilih membentangkan jarak berkilo-kilo meter jauhnya?—GIE
JIKA KITA BERSEDIA, MENOLONG ORANG LAIN BUKANLAH SEPERTI
MENYEBERANGI JURANG YANG BERJARAK BERKILO-KILO METER
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria