ANAK ADOPSI ALLAH
- Rincian
- Diterbitkan hari Senin, 21 Maret 2016 00:00
- Ditulis oleh Nike Nilawatikresna
- Dibaca: 12566 kali
Baca: Galatia 4:1-11
Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah. (Galatia 4:7)
Bacaan Alkitab Setahun:
Yosua 22-24
Dua orang anak sedang bermain di rumah kakek mereka ketika seorang tamu datang berkunjung. Kemudian si kakek segera menggandeng seorang dari dua cucunya itu untuk diperkenalkan pada tamu tersebut. “Ini cucu saya,” kata si kakek tanpa mengindahkan wajah kebingungan cucu yang seorang lagi. Rupa-rupanya cucu yang diperkenalkan kepada sang tamu berasal dari anak kandungnya sendiri. Adapun cucu yang diabaikan itu berasal dari anak yang diadopsi keluarga mereka sejak bayi.
Syukurlah Allah tidak memperlakukan kita seperti kakek di atas meskipun status kita adalah anak adopsi-Nya. Menurut hukum Romawi yang berlaku ketika kitab ini ditulis, seorang anak adopsi memiliki hak yang sah secara hukum terhadap segala sesuatu milik ayah angkatnya. Ia tidak diperhitungkan sebagai anak kelas dua, tetapi setara dengan anak kandung lainnya. Oleh sebab itu, ketika jemaat Galatia menerima dan membaca surat Paulus ini, mereka benar-benar mengerti apa artinya menjadi anak Allah. Setiap orang yang percaya kepada Kristus bukan saja telah ditebus dari dosa dan diadopsi ke dalam keluarga Allah, melainkan juga memiliki hak penuh sebagai anak perjanjian (3:29).
Orangtua kita di bumi bisa saja bersikap kurang bijaksana, bahkan mengecewakan, namun bersukacitalah karena Bapa di surga mengasihi kita seperti Dia mengasihi Kristus. Kelak kita akan berkumpul bersama di Kerajaan-Nya sebagai pewaris surga mulia.—NNK
MENJADI BAGIAN DARI SEBUAH KELUARGA ITU MEMBAHAGIAKAN,
TETAPI TIDAK ADA YANG BISA MENGALAHKAN MENJADI KELUARGA ALLAH
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria