BUKAN LONCENG KEMATIAN
- Rincian
- Diterbitkan hari Rabu, 23 Desember 2015 00:00
- Ditulis oleh Iin Murni Susinta
- Dibaca: 9236 kali
Baca: Mazmur 30
TUHAN, Allahku, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan Engkau telah menyembuhkan aku. (Mazmur 30:3)
Bacaan Alkitab Setahun:
Wahyu 1-2
“Anda menderita kanker kelenjar getah bening stadium IV. Jantung membengkak dan paru-paru penuh cairan. Limpa harus dipotong, kemungkinan hidup hanya 40%.” Perkataan dokter itu seperti lonceng yang berdentang mengiringi perjalanan menuju akhir kehidupan saya. Jika saya stres, hal itu justru akan membuat imunitas tubuh semakin merosot. Saya pun memilih berpaling kepada Tuhan: tekun berdoa, berharap sepenuhnya pada Sang Pemberi napas kehidupan. Hasilnya hati saya jadi tenang sehingga tubuh memproduksi hormon endorfin, penghasil kekebalan tubuh. Kini, empat belas tahun telah berlalu. Dokter menyatakan saya sehat, bersih dari sel kanker.
Daud mengenal nama Tuhan sebagai Jehova Rapha, Tuhan yang menyembuhkan. Ketika dirinya sakit, ia berteriak minta tolong kepada Tuhan dan Tuhan menyembuhkannya. Berkali-kali pula ia berada dalam keadaan seakan-akan di ujung kematian, namun ia tahu bahwa tidak ada yang dapat mencabut nyawa manusia selain Tuhan.
Tuhan adalah pencipta dunia dan seluruh isinya. Dia juga pencipta seluruh organ tubuh manusia. Penyakit kanker dan jantung bukanlah lonceng kematian. Mempelajari dan mengandalkan firman Tuhan membuat iman kita bertumbuh, dan memampukan kita menghadapi persoalan hidup. Iman dapat membuahkan mukjizat. Saya bersyukur, oleh tuntunan tangan-Nya, dapat melewati lembah bayang-bayang maut, dan menyaksikan bahwa mukjizat-Nya masih ada. Saya bersyukur dapat menceritakan kebaikan-Nya itu kepada orang banyak.—IMS
MENENTUKAN APAKAH MISI KITA DI DUNIA INI SUDAH SELESAI:
JIKA KITA MASIH HIDUP, ARTINYA MISI KITA BELUM TUNTAS.—Richard Bach
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria