APA SALAHKU?
- Rincian
- Diterbitkan hari Kamis, 09 Juli 2015 00:00
- Ditulis oleh Eddy Nugroho
- Dibaca: 11972 kali
Baca: Ayub 3
Mengapa aku tidak mati waktu aku lahir, atau binasa waktu aku keluar dari kandungan? (Ayub 3:11)
Bacaan Alkitab Setahun:
Mazmur 81-87
Pertanyaan “Apa salahku?” sering muncul saat kita mengalami masalah berat atau menderita bukan karena kesalahan sendiri. Kita kadang menggugat Tuhan, kenapa mengizinkan penderitaan ini? Kita menganggap Tuhan tidak adil. Kita mulai membandingkan diri dengan tetangga sebelah. “Orang itu brengsek hidupnya, kok malah kaya raya? Dia korupsi, kok hidupnya aman-aman saja?” Dan seribu keluhan yang lain.
Dibelit penderitaan yang sangat berat, Ayub menyesali keberadaannya di dunia. Penderitaan tak tertanggungkan membuat dirinya berandai-andai tidak pernah dilahirkan. Bahkan ia berharap mati saja ketika masih bayi atau saat dilahirkan. Ayub, orang yang saleh itu, tidak mampu memahami situasi yang dihadapinya; ia tidak tahu penyebabnya dan ia juga tidak tahu jalan keluarnya. Namun, ia tidak lepas kendali. Tersirat rasa marah kepada Tuhan, tetapi ia tidak mengutuki Tuhan. Putus asa, tetapi ia tidak melawan Tuhan. Pedih, tetapi ia tidak menuduh bahwa Tuhan tidak adil. Dalam rasa sakit dan kepahitan, Ayub tidak berbuat dosa.
Memahami penderitaan dan penyebabnya memang bukan perkara mudah. Kita mungkin sering mempertanyakan alasan terjadinya suatu peristiwa buruk yang menimpa kita, atau kita merasa bahwa kita tidak patut mengalaminya. Tentu Tuhan punya maksud tersendiri bagi kita, mungkin hendak membentuk iman atau melatih kita, agar semakin kuat bergantung kepada-Nya. Maka, apa pun gelombang hidup yang berusaha menggulung kita, jangan berbuat dosa dengan menuduh Allah tidak adil.—ENO
KEADILAN ALLAH MUTLAK, TIDAK BISA DIGANGGU GUGAT
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria