TELADAN BARZILAI
- Rincian
- Diterbitkan hari Jum'at, 03 Juli 2015 00:00
- Ditulis oleh Olivia Elena
- Dibaca: 15742 kali
Baca: 2 Samuel 19:31-39
Barzilai itu sudah sangat tua, delapan puluh tahun umurnya. Ia menyediakan makanan bagi raja selama ia tinggal di Mahanaim, sebab ia seorang yang sangat kaya. (2 Samuel 19:32)
Bacaan Alkitab Setahun:
Mazmur 46-51
“Kamu mau menjalani hari tua seperti apa? Masak mau terus kerja?” Demikian seorang teman yang bergerak di bidang asuransi mengajak saya berpikir tentang hari tua. Jika Anda pernah melakukan pembicaraan sejenis dengan teman-teman sekantor, tentu Anda paham seperti apa masa pension yang ideal menurut kebanyakan orang: bersantai, bebas dari kantor, main golf seharian.
Billy Graham pernah mengkritik umat Kristen usia senior yang memakai waktu pensiun sebagai alasan untuk menjadi “orang malas”. Ia menyorotinya dengan menggunakan kisah Barzilai ini sebagai salah satu contoh. Barzilai sudah tua, dan uangnya cukup. Ia punya kesempatan luas untuk bersantai menikmati sisa hidup. Namun, pada usia tua itu ia mengerjakan satu pelayanan yang membuat namanya tertoreh abadi dalam Alkitab: ia menolong seorang buronan, Raja Daud, yang sedang kabur dari Absalom. Tindakan ini berisiko hukuman mati. Uniknya lagi, ia tidak menjadikan prestasi tersebut sebagai alasan untuk berbangga diri. Ketika raja mengajaknya bergabung ke istana, ia memilih mundur kembali ke kehidupannya semula. Sebuah sikap rendah hati yang luar biasa!
Memberi makan raja yang sedang dikejar-kejar—ah, masa pensiun yang seru bukan? Pelayanan Barzilai menjadi teladan bagi kita semua bahwa Tuhan tetap ingin memakai kita meskipun kita sudah memasuki masa pensiun kelak. Jangan sampai alasan ‘Ah, saya sudah tua!’ menjadi pengalang. Tetaplah menjadi pelayan-Nya, tetapi juga tetaplah rendah hati.—OLV
MASA TUA BUKAN SEBUAH KESEMPATAN UNTUK REHAT DARI MEMULIAKAN TUHAN
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria