IMAN YANG SEJATI
- Rincian
- Diterbitkan hari Sabtu, 23 Mei 2015 00:00
- Ditulis oleh Samuel Yudi Susanto
- Dibaca: 18030 kali
Baca: Daniel 3:8-18
Tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu. (Daniel 3:18)
Bacaan Alkitab Setahun:
2 Tawarikh 7-9
Benarkah orang yang beriman kepada Allah akan terhindar dari pencobaan? Pertanyaan seperti ini dilontarkan karena sering ada orang yang menganggap orang Kristen yang mengalami badai pencobaan yang berat sebagai orang yang kurang beriman. Tidak benar! Memiliki iman bukan berarti Allah akan selalu memenuhi setiap keinginan kita. Memiliki iman bukan berarti kita akan terhindar dari masalah dan cobaan hidup. Tetapi, di tengah segala macam pencobaan dan kesulitan, bahkan dalam ancaman maut, orang beriman tetap memercayakan diri dan bersandar pada Allah.
Kita dapat belajar dari teladan iman Sadrakh, Mesakh, dan Abednego. Mereka berhadapan dengan ancaman maut jika tidak mengikuti keinginan raja Nebukadnezar untuk menyembah patung buatannya. Sebaliknya, mereka dapat tetap bebas dan hidup bila mau menyembahnya. Namun, ketiganya memilih beriman bahwa Allah sanggup melepaskan mereka. Seandainya Allah tidak menyelamatkan pun, mereka tidak akan menyembah patung itu. Inilah iman yang sejati. Sekalipun menghadapi bahaya maut, hati mereka tidak kehilangan kepercayaan dan pengharapan kepada Allah.
Iman yang sejati dapat menerima segala kesukaran. Orang yang beriman percaya bahwa sekalipun ia berada dalam badai atau ujian hidup seberat apa pun, Allah tidak akan pernah meninggalkannya. Dan seorang pahlawan iman akan lebih memilih untuk mempertahankan iman daripada menjualnya demi memperoleh kesenangan di dunia ini.—SYS
IMAN MEMBUAT KITA BERGANTUNG PADA KASIH KARUNIA
DAN KEKUATAN TUHAN DALAM MENGHADAPI PENCOBAAN
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria