MAKSUD LEBIH BAIK
- Rincian
- Diterbitkan hari Minggu, 17 Mei 2015 00:00
- Ditulis oleh Samuel Yudi Susanto
- Dibaca: 10345 kali
Baca: Ayub 1:1-22
Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut. (Ayub 1:22)
Bacaan Alkitab Setahun:
1 Tawarikh 17-20
Tak seorang pun ingin kehilangan. Tetapi setiap manusia pasti mengalami kehilangan dalam hidupnya. Harta, kesuksesan, orang yang kita kasihi, atau segala hal yang kita banggakan, bisa hilang dalam sekejap. Ketika mengalaminya, sangat wajar jika kita marah atau sedih. Bahkan kita mungkin mempertanyakan kehilangan ini pada Tuhan karena kita merasa sudah melakukan banyak hal baik untuk Tuhan sehingga tidak layak mengalami hal buruk itu. "Mengapa Engkau izinkankan semua kejadian buruk ini menimpaku? Bukankah aku sudah setia kepada-Mu?" begitu keluh kita.
Ayub mengalami kehilangan besar. Namun, apakah ia marah kepada Tuhan mengingat betapa salehnya ia telah hidup? Yang luar biasa, tidak pernah keluar sedikit pun kata-kata protes kepada Tuhan atas apa yang ia alami (ay. 22). Sebaliknya, Ayub tetap bisa bersyukur dan menyembah Tuhan dalam kehilangan yang ia alami. Mengapa demikian? Ayub mengakui kedaulatan Tuhan. Hidupnya milik Tuhan, Tuhan berhak melakukan apa pun atas hidupnya, termasuk menguji imannya. Dan, dalam semuanya itu, ia percaya bahwa saat kehilangan, ia menemukan tujuan hidup bersama Tuhan.
Tuhan tidak pernah bermaksud jahat ketika mengizinkan Iblis mengambil apa pun dari hidup kita. Sebaliknya, Tuhan sedang menyediakan maksud terbaik di balik ujian yang kita alami. Ya, supaya kita bukan lagi mengenal Tuhan dari kata orang, tetapi karena mengalami penyataan pribadi-Nya dalam hidup kita.—SYS
SAAT KITA KEHILANGAN, TUHAN SEDANG MEMBAWA KITA
MENEMUKAN TUJUAN HIDUP YANG LEBIH BAIK
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria