SEANDAINYA SAJA
- Rincian
- Diterbitkan hari Kamis, 02 April 2015 00:00
- Ditulis oleh Adama Sihite
- Dibaca: 12004 kali
Baca: Matius 27:1-5
Pada waktu Yudas, yang menyerahkan Dia, melihat bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman mati, menyesallah ia. (Matius 27:3a)
Bacaan Alkitab Setahun:
1 Samuel 4-7
Entah sadar atau tidak, manusia sering berandai-andai tentang pengalaman yang sudah dilewatinya. Umpamanya, “Seandainya saya dulu melakukan itu, pasti sekarang tidak menjadi seperti ini”; atau, “Seandainya dulu saya menabung, pasti keadaan keluarga kami tidak susah seperti sekarang.” Ujung-ujungnya timbul rasa kesal, sesal, menyalahkan diri sendiri, dan hilang harapan. Lebih parah lagi, kita enggan mencari jalan keluar.
Tergiur akan imbalan materi, Yudas tega menyerahkan Tuhan Yesus ke tangan para imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi. Sepertinya Yudas tidak mengira apa yang bakal terjadi dengan Tuhan Yesus. Ia tidak tahu kalau hukuman matilah yang menunggu Tuhan Yesus. Matius mencatat bahwa Yudas menyesal. Bisa jadi Yudas pun melontarkan pernyataan “seandainya” terhadap dirinya sendiri. “Seandainya aku tidak menyerahkan Yesus, tentulah Yesus tidak dijatuhi hukuman mati.” Sayang, penyesalannya terlambat, dan tidak menggugahnya untuk bertobat. Buahnya amat pahit. Yudas bunuh diri (ay. 5).
Seberapa sering kita menyesal di kemudian hari atas apa yang kita lakukan pada masa lalu, termasuk dalam melakukan dosa. Kita lalu mulai berandai-andai, “Ah, seandainya saja…” Sungguh sayang jika penyesalan itu berlanjut secara salah, yaitu dengan mengasihani diri sendiri secara berlebihan atau malah menjauh dari Tuhan. Sebenarnya ada satu jalan keluar dari penyesalan itu. Kita dapat bertobat dan memulai langkah baru bersama Tuhan Yesus yang tidak pernah meninggalkan kita.—AAS
TIDAK ADA KATA TERLAMBAT UNTUK BERTOBAT
DAN MEMULAI LAGI LANGKAH BARU BERSAMA TUHAN
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria