IA TIDAK AKAN KEMBALI
- Rincian
- Diterbitkan hari Selasa, 31 Maret 2015 00:00
- Ditulis oleh Debora Tioso
- Dibaca: 14664 kali
Baca: 2 Samuel 12:15-23
Aku yang akan pergi kepadanya, tetapi ia tidak akan kembali kepadaku. (2 Samuel 12:23c)
Bacaan Alkitab Setahun:
Rut 1-4
Sahabat saya berduka ketika putrinya, 12 tahun, meninggal karena leukemia. “Aku sangat mengasihi gadis kecilku itu dan aku masih menangisinya sampai hari ini. Kau tahu, kamarnya tetap masih seperti dulu ketika ia hidup. Semua boneka, buku, foto, dan koleksi kesukaannya tertata dengan rapi di kamarnya. Setiap kali masuk ke kamar itu, aku masih merasakan kehadirannya,” katanya. Duka kehilangan orang yang kita kasihi memang dapat mencekam begitu kuat.
Daud juga kehilangan anaknya. Ketika anaknya sakit keras, ia menangis, berdoa dan berpuasa, bahkan sampai berbaring di tanah (ay. 16). Pegawainya tahu betapa ia mengasihi anak itu. Pada hari ketujuh, ketika anak itu meninggal, tak seorang pun berani memberitahunya. Anehnya, ketika Daud mendengar kabar itu, ia bangun dari lantai, mandi, memakai parfum, dan pergi ke rumah Tuhan, sujud menyembah-Nya (ay. 20). Di istana, ia minta disediakan makanan. Para pegawai bertanya-tanya. Daud menjelaskan, ketika anak itu masih hidup, ia memohon pada Tuhan untuk menyembuhkan anak itu. Tetapi, ketika anak itu meninggal, ia tahu tidak ada lagi gunanya ia bersedih. Ia menyadari, “Aku yang akan pergi kepadanya, tetapi ia tidak akan kembali kepadaku” (ay. 23).
Sudah sewajarnya kita bersedih ketika orang yang kita kasihi meninggal. Namun, tak perlu kehilangan itu sampai merampas sukacita dan semangat hidup kita. Kita dapat meniru Daud yang bersikap realistis sehingga dapat melanjutkan hidup dan menjalankan tugas yang dipercayakan pada kita.—DT
KEHILANGAN ORANG TERKASIH TAK PERLU MERAMPAS SUKACITA KITA,
TETAPI MALAH MEMPERKUAT PENGHARAPAN PADA JANJI TUHAN
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria