KESETIAAN ALLAH
- Rincian
- Diterbitkan hari Jum'at, 06 Februari 2015 00:00
- Ditulis oleh Endang B. Lestari
- Dibaca: 22603 kali
Baca: Roma 3:1-8
Tidak adilkah Allah—aku berkata sebagai manusia—jika Ia menampakkan murka-Nya? Sekali-kali tidak! Andaikata demikian, bagaimanakah Allah dapat menghakimi dunia? (Roma 3:5-6)
Bacaan Alkitab Setahun:
Imamat 14-15
Seorang anak SD sengaja tidak mengerjakan tugas dari gurunya. Ia hanya tersenyum melihat teman-temannya berusaha keras mengerjakan tugas itu. Ia merasa yakin sang guru tidak akan memarahinya. Kenapa? Ternyata guru itu ayahnya sendiri. Namun, perkiraannya meleset. Sang guru tetap menghukumnya.
Meskipun berdosa, orang Yahudi tetap memiliki kelebihan. Bukan pada diri mereka, melainkan pada panggilan Allah yang memercayakan firman-Nya kepada mereka supaya mereka bisa menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain (ay. 2). Lalu, apa jadinya jika bangsa pilihan Allah itu gagal dalam melakukan kehendak Allah? Apakah berpengaruh terhadap kasih dan kesetiaan Allah? Ternyata tidak (ay. 3-4). Kegagalan manusia semakin menegaskan kesetiaan Allah. Semakin besar kesalahan manusia, semakin besar pula pengampunan yang Dia berikan. Allah memang setia. Bahkan kesetiaan-Nya mengatasi keberdosaan kita. Tetapi, bukan berarti manusia bisa berlaku seenaknya, bahkan menyepelekan kasih Allah dan hidup cemar (ay. 8).
Allah bertindak adil, maka Dia pasti menghukum manusia yang berdosa. Tetapi, jika Allah menghukum manusia, di manakah letak kasih-Nya? Karena itulah, Allah mengutus Putra Tunggal-Nya, yaitu Yesus Kristus, untuk menggantikan manusia menerima hukuman. Yesus adalah kurban bagi dosa kita. Yesus adalah wujud keadilan Allah yang menghukum dosa dan menyatakan kasih. Itulah mengapa keselamatan kita hanya ada di dalam Yesus Kristus. Di luar Dia, kita harus menanggung hukuman kita sendiri.—EBL
ALLAH ITU BENAR DAN ADIL. DIA MENGHUKUM YANG BERDOSA
DAN MENYELAMATKAN ORANG YANG PERCAYA AKAN PENEBUSAN-NYA.
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria