KETAMAKAN KAIN
- Rincian
- Diterbitkan hari Selasa, 25 November 2014 00:00
- Ditulis oleh Susanto
- Dibaca: 11523 kali
Baca: Kejadian 4:1-16
... hati Kain menjadi sangat panas dan mukanya muram. (Kejadian 4:5)
Bacaan Alkitab Setahun:
1 Korintus 5-9
Sejak manusia pertama jatuh dalam dosa, ketamakan bukan lagi sebuah sikap, tetapi menjadi sifat. Tak seorang pun keturunan Adam yang dilahirkan tanpa dosa. Sifat tamak itu pun bercokol dan menjadi potensi dalam hati manusia—yang siap dibuahi.
Ketika persembahan Kain ditolak Tuhan, sedangkan persembahan Habel—adiknya—diterima Tuhan, Kain menjadi panas hati. Ia tidak mau datang dengan rendah hati kepada Tuhan dan bertanya, “Tuhan, apa yang harus aku perbaiki, agar Engkau berkenan menerima persembahanku?” Kain malah membiarkan hatinya dikuasai iri dan dengki. Dengan sikapnya yang tamak, bahkan Kain mengatur siasat jahat untuk merenggut nyawa adiknya—yang bukan menjadi haknya. Ketamakan membangkitkan perasaan iri hati yang amat mendalam. Tuhan sudah memperingatkannya dengan lembut (ay. 6-7), tetapi ketamakan tetap membuat Kain tega menyingkirkan adiknya sendiri. Sebagai kakak yang lebih tua, ia seharusnya wajib menjaga dan menolong adiknya. Ketamakan membutakannya—semata-mata agar ia tak lagi memiliki saingan yang bisa mengungguli dirinya.
Akan tetapi, ketamakan tidak akan berhenti saat seseorang sudah menyingkirkan saingannya. Lebih parah lagi, ketamakan bisa membuatnya mengingkari tanggung jawab kemanusiaannya di hadapan Sang Khalik. Perhatikan bagaimana Kain berkata: “Akukah penjaga adikku?” (ay. 9). Waspadalah dan bersandarlah kepada Tuhan. Jangan sampai sifat manusia lama itu kembali menguasai kita.—SST
SIFAT TAMAK MELAHIRKAN IRI HATI DAN KEKEJIAN,
YANG BERUJUNG PADA PENGINGKARAN KEMANUSIAAN KITA
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria