MENANGGAPI MUSIBAH
- Rincian
- Diterbitkan hari Minggu, 10 Agustus 2014 00:00
- Ditulis oleh Reza M. Adipratama
- Dibaca: 10020 kali
Baca: Yohanes 9: 1-7
Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi supaya pekerjaan-pekerjaan Allah dinyatakan di dalam dia. (Yohanes 9:3)
Bacaan Alkitab Setahun:
Yesaya 47-51
Menurut Anda, kenapa seseorang bisa sakit atau cacat fisik? Orang awam mungkin menjawab: kurang olah raga, salah pola makan, kecelakaan. Namun, ada pula orang sok rohani yang menghubungkannya dengan dosa dan kutukan.
Jacqlien Celosse, penyanyi rohani yang terkenal energik, mengalaminya ketika terkena penyakit kikuchi fujinomoto selama empat tahun (2008-2012). Benjolan yang muncul di sekitar leher, serangan demam, sakit tenggorokan, dan gangguan lain sungguh membuatnya tersiksa. Nyatanya, tidak semua orang bersimpati padanya, sebagian malah melontarkan berbagai pendapat “miring”: Jacqlien terkena kutuk lah, Jacqlien pasti sudah berbuat dosa lah, dan sebagainya. Kini Jacqlien telah pulih dan aktif menjadi penginjil mendampingi suaminya.
Bagaimana jika kita yang mengalami peristiwa menyakitkan hati itu? Kita sering bertindak sebagai pengamat dan tidak memberikan tanggapan yang sepatutnya. Sama seperti murid Yesus ketika memandang orang yang buta sejak lahirnya itu. Mereka memandang sesuai dengan nalar mereka: pasti karena orang itu atau orangtuanya berbuat dosa. Tetapi, Yesus berpikir lain. Selalu ada kemungkinan lain setiap kali ada musibah atau kemalangan terjadi. Apakah itu? Allah ingin menyatakan kemahakuasaan-Nya.
Dari kasus Jacqlien, kita belajar untuk berhati-hati dalam menanggapi saudara kita yang tengah ditimpa musibah. Daripada berspekulasi, mengapa kita tidak membesarkan hati dan mendukungnya semampu kita? Mari mengembangkan daya empati dan simpati kita.—RMA
ORANG SAKIT DAN CACAT TIDAK MEMERLUKAN KOMENTAR KITA;
MEREKA MENANTIKAN DUKUNGAN KITA
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria