TERJERAT KEANGKUHAN
- Rincian
- Diterbitkan hari Sabtu, 21 Jun 2014 00:00
- Ditulis oleh Rellin Ayudya
- Dibaca: 18835 kali
Baca: Ester 7:1-10
Kemudian Haman disulakan pada tiang yang didirikannya untuk Mordekhai. Maka surutlah panas hati raja.(Ester 7:10)
Bacaan Alkitab Setahun:
Ayub 25-29
Cerita “Burung Gagak yang Jahat” dalam buku Herodion Pitrakarya Gunawan berkisah tentang gagak yang bertubuh besar, gagah, dan angkuh. Ia marah pada burung kutilang karena tidak takut padanya. Suatu hari datang pemburu ke hutan. Gagak menghasutnya untuk memanah si kutilang dengan menawarkan bulunya sebagai anak panah. Namun, si pemburu berulang-ulang gagal memanah kutilang hingga bulu si gagak habis. Karena kesal tidak mendapatkan hasil buruan, sebagai gantinya pemburu menangkap gagak, yang kini tidak dapat terbang karena bulunya sudah habis.
Haman, pembesar Kerajaan Persia, juga angkuh. Ketika Mordekhai, pegawai di gerbang istana, tidak bersedia menyembahnya, ia marah. Ia pun menggunakan jabatan dan kedudukan politiknya untuk membunuh Mordekhai beserta seluruh orang Yahudi di kerajaan itu. Namun, tipu muslihatnya itu disingkapkan oleh Ester sehingga Raja Ahasyweros murka (ay. 17). Raja semakin murka ketika Haman melanggar kesusilaan istana dengan berlutut dan memohon pada Ester yang tengah berbaring. Raja akhirnya memerintahkan agar Haman disulakan (ay. 79). Ironisnya, Haman disulakan pada tiang yang ia sediakan untuk menyulakan Mordekhai (ay. 10). Ia akhirnya jatuh karena keangkuhannya sendiri.
Keangkuhan dapat menjerat kita dalam kebencian dan kepicikan. Kiranya kasih Tuhan memampukan kita untuk rendah hati dalam menjalankan peran atau jabatan yang kita miliki. Kiranya kita tidak terjerat oleh prestasi atau kelebihan yang kita raih.—RA
BERPEGANG TEGUH PADA FIRMAN TUHAN DAPAT MENGHINDARKAN KITA
DARI JERAT KEANGKUHAN YANG MENJATUHKAN
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria