MENGGEMUKKAN DIRI
- Rincian
- Diterbitkan hari Kamis, 12 Desember 2013 00:00
- Ditulis oleh Petrus Kwik
- Dibaca: 10602 kali
Baca: 1 Samuel 2:12-17
Sambil kamu menggemukan dirimu dengan bagian yang terbaik dari setiap korban sajian umat-Ku Israel? (1 Samuel 2:29)
Bacaan Alkitab Setahun:
Ibrani 1-4
Praktek “menggemukan diri” rupanya praktek kuno yang terus bertahan sampai sekarang. Korupsi, kolusi, manipulasi, dan penghalalan segala cara untuk menguntungkan diri sendiri. Dalihnya, tuntutan jaman. “Saiki jaman edan, yen ora ngedan, ora keduman.” Sekarang zaman gila, kalau kita tidak ikut gila, kita tidak akan mendapatkan bagian kita.
Ironisnya, praktek serupa juga berlangsung di gereja. Tentu orang tidak melakukannya secara terang-terangan, melainkan membungkusnya dengan berbagai dalih rohani. Namun, intinya sama saja: memanfaatkan pelayanan demi kepentingan pribadi. Keuntungannya dapat berupa materi, kedudukan yang semakin terangkat, atau popularitas yang kian meningkat. Saat berhadapan dengan kondisi semacam ini, kisah anak-anak Imam Eli dapat menjadi cermin untuk berintrospeksi.
Apa motivasi kita dalam pelayanan? Benar-benar muncul dari ketulusan, rasa hormat, dan kasih kepada Tuhan, ataukah justru menjadikan pelayanan sebagai kesempatan untuk menonjolkan ego pribadi dan mengangkat popularitas diri? Kisah Hofni dan Pinehas, dengan demikian, adalah sebentuk peringatan. Jelaslah, bahwa dengan sibuk menggemukkan diri, mereka tidak mengenal dan mengasihi Allah yang mereka sembah. Dan, hidup mereka berakhir secara mengenaskan.
Pelayanan sejati muncul ketika kita mengasihi Allah yang kita layani. Dengan itu, kita tidak memandang pelayanan sebagai kesempatan untuk mengejar kepentingan diri sendiri, melainkan suatu kehormatan untuk memuliakan Allah dan mengasihi sesama.—PK
KITA MELAYANI TUHAN BUKAN UNTUK MENDAPATKAN BERKAT,
MELAINKAN UNTUK MENJADI BERKAT
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria