MEMUTUS RANTAI GOSIP
- Rincian
- Diterbitkan hari Senin, 28 Oktober 2013 00:00
- Ditulis oleh Agustina Wijayani
- Dibaca: 14385 kali
Baca: Yakobus 1:22-27
Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya. (Yakobus 1:26)
Bacaan Alkitab Setahun:
Lukas 17-18
“Namaku Gosip. Aku tak peduli pada keadilan. Aku melumpuhkan, membuat sakit hati, dan menghancurkan hidup. Aku ini cerdik dan jahat. Semakin sering aku dibicarakan, semakin kuat orang memercayaiku. Korbanku tak berdaya. Mereka tak dapat membela diri karena aku tak bernama dan tak berwajah. Aku ini sulit dilawan. Sekali aku mencemarkan nama seseorang, reputasinya takkan sama lagi. Aku menumbangkan pemerintahan dan merusakkan banyak pernikahan. Aku menghancurkan karier orang. Aku membuat orang menderita insomnia, sakit kepala, dan gangguan pencernaan. Aku membuat orang yang tak bersalah menangis di malam hari.”
Puisi anonim di atas menggambarkan dengan jelas begitu kejamnya sebuah gosip. Dampaknya menghancurkan dan nyaris tak dapat diperbaiki. Itu sebabnya firman Tuhan meminta kita, anak-anak-Nya, untuk memutuskan setiap rantai gosip. Bagaimana caranya? Pertama, sebelum menghakimi orang lain, kita harus berani menyelidiki diri sendiri—apakah hidup kita sudah selaras dengan firman Tuhan (ay. 23). Sudah siapkah kita bila dihakimi demikian? Kedua, saat kita menerima sebuah gosip miring tentang seseorang, kekanglah lidah kita untuk tidak meneruskannya—supaya tidak sia-sia ibadah kita (ay. 26). Ketiga, selalu bicarakan orang lain dengan cara positif, sebagaimana kita ingin orang lain membicarakan kita (Matius 7:12).
Gosip bisa banyak berseliweran di sekitar kita, dan menghancurkan di sana-sini. Mari pengikut Kristus, putuskan setiap rantai gosip yang menghampiri kita!— AW
BIARLAH LIDAH SETIAP ANAK TUHAN HANYA MENYUARAKAN
KESAKSIAN DAN PENGUATAN BAGI SAUDARA SEIMAN
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria