KRISTEN
- Rincian
- Diterbitkan hari Sabtu, 23 Maret 2013 00:00
- Ditulis oleh Martinus Prabowo
- Dibaca: 10479 kali
Baca: 1 Petrus 4:12-19
Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen. (Kisah Para Rasul 11:26)
Bacaan Alkitab Setahun:
Hakim-hakim 3-5
Kristen—sebutan ini mulai digunakan kira-kira pada tahun 60-an Masehi—dapat diartikan sebagai “serdadu Kristus”, “rumah tangga Kristus”, atau “pendukung Kristus”. Menurut tradisi mula-mula, kata ini memiliki konotasi negatif, sebuah ejekan bagi murid-murid Tuhan. Artinya secara harfiah “Kristus kecil”. Orang yang tidak menyukai pengikut Kristus dapat meneriaki mereka, “Hei, Kristus kecil!”, “Itu Kristus kecil!”, atau “Pergi kamu, Kristus kecil!”
Dalam konteks inilah Petrus menulis suratnya. Ia menyadari label Kristen dapat mendatangkan banyak “masalah”—ejekan, penghinaan, bahkan penganiayaan. Sebagai kelompok minoritas, belum lagi Kekaisaran Romawi sangat membenci mereka, orang Kristen dapat diperlakukan dengan semena-mena. Tekanan ini dapat menimbulkan rasa malu, tertekan, dan tidak tahan. Namun, Petrus mengingatkan, agar mereka jangan malu karena nama Kristus (ay. 16), justru harus berbahagia karenanya (ay. 14). Juga, mereka malah harus berbuat baik (ay. 19).
Sejatinya Kekristenan lekat dengan penderitaan. Lekat dengan tantangan dan rongrongan. Lalu, apa yang dapat kita banggakan? Petrus mengatakan, dalam nama Kristus ada Roh Kemuliaan (ay. 14). Inilah jaminan kita. Pada akhirnya kita akan menerima kemuliaan yang jauh lebih besar dari penderitaan apa pun yang mungkin kita alami. Nama itu juga mengandung kepastian karena di bawah kolong langit ini hanya nama Yesus yang sanggup menganugerahkan keselamatan kekal. Kalau begitu, untuk apa kita malu?—MRT
MENYADARI KEMULIAAN KRISTUS MENJADIKAN KITA
SIAP MENANGGUNG RISIKO SEBAGAI ORANG KRISTEN