KAKI PELITA
- Rincian
- Diterbitkan hari Jum'at, 22 Maret 2013 00:00
- Ditulis oleh Olivia Elena
- Dibaca: 9613 kali
Baca: Wahyu 1:12-20
Setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki pelita dari emas. (Wahyu 1:12)
Bacaan Alkitab Setahun:
Hakim-hakim 1-2
Ketika saya kecil, ada kaki pelita kuningan berukir di rumah, tampaknya warisan dari kakek. Tiap kali mati lampu, kami dapat menempatkan empat lilin di atasnya, dan cahaya emas yang hangat pun menerangi seluruh rumah. Bertahun-tahun kemudian, karena kami sempat pindah rumah, kaki pelita itu hilang. Semula saya pikir itu bukan masalah. Bukankah kaki pelita itu hanya aksesori? Namun, tanpa adanya kaki pelita, kami memasang lilin berdiri begitu saja di meja atau dialasi piring. Ternyata, posisi seperti itu kurang menguntungkan. Lelehannya mengotori meja atau piring, dan cahayanya tidak dapat menerangi seluruh ruangan.
Yohanes menyaksikan tujuh kaki pelita dalam penglihatannya, simbol tujuh jemaat yang mendapatkan pesan dari Tuhan. Kaki pelita bercabang tujuh ini bukan barang baru bagi masyarakat Kristen kala itu karena serupa dengan salah satu perabotan di dalam Kemah Suci. Bacaan ini hendak menyatakan, jemaat adalah kaki pelita dan sang Anak Manusia ada di tengah-tengah mereka.
Kaki pelita posisinya di bawah, namun ia membagikan kehangatan cahaya ke seluruh ruangan. Jemaat yang baik pun seharusnya memancarkan terang Kristus ke lingkungan tempat ia berada. Dan satu hal yang tidak kalah penting, meski bercabang tujuh, kaki pelita sejatinya adalah satu. Maka sungguh ironis jika sebuah jemaat bukannya membawa terang bagi lingkungannya, tetapi justru sibuk berkonflik dengan jemaat lain. Kita adalah kaki pelita untuk terang Kristus. Sudahkah kita membawa terang itu untuk dunia?—OLV
ANDA DAN SAYA ADALAH BAGIAN DARI KAKI PELITA
YANG BERFUNGSI UNTUK MEMANCARKAN TERANG KRISTUS