MENOLAK HADIAH MOBIL
- Rincian
- Diterbitkan hari Senin, 11 Maret 2013 00:00
- Ditulis oleh Stephanus Junianto
- Dibaca: 10280 kali
Baca: Kejadian 23:1-20
Sesungguhnya, jika engkau suka, dengarkanlah aku: aku membayar harga ladang itu; terimalah itu dari padaku, supaya aku dapat menguburkan isteriku yang mati itu di sana. (Kejadian 23:13)
Bacaan Alkitab Setahun:
Ulangan 29-31
Pasangan Jokowi-Ahok sukses dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta 2012. Untuk merayakannya, tim relawan memberikan kejutan kepada Jokowi. Mereka mengumpulan sumbangan untuk membelikan mobil baginya. Akan tetapi, Jokowi memutuskan untuk menolak pemberian tersebut. Menurut saya, ada pertimbangan mendasar yang melandasi penolakannya tersebut.
Peristiwa itu mengingatkan saya pada sikap Abraham ketika Sara meninggal dunia. Ia ingin memakamkan istrinya di tempat terbaik, yaitu di Gua Makhpela milik Efron bin Zohar orang Het. Meskipun Tuhan sudah berjanji kepada Abraham bahwa keturunannya akan menduduki Kanaan, dengan rendah hati ia sujud kepada bani Het dan bermaksud membeli gua itu dengan harga penuh. Sebaliknya, para pemimpin bani Het, yang sangat menghormati Abraham dan menganggapnya sebagai raja agung, dengan sukarela hendak menghadiahkan tanah itu. Abraham menolak pemberian itu. Ia ingin memakamkan istrinya dengan sebaik mungkin tanpa membebani pihak lain. Kelak tanah itu menjadi makam keluarga bagi Abraham, Ishak, dan Yakub, para leluhur Israel.
Saat kita sukses atau menempati kedudukan tinggi, barangkali ada orang yang menunjukkan perhatian khusus dengan menawarkan halhal yang sangat berharga. Sebelum menerimanya, pertimbangkanlah dengan sungguh-sungguh, apakah hal itu tidak berlawanan dengan prinsip yang kita pegang. Apakah kita dapat menerimanya dengan hati nurani yang murni? Apakah kita tidak sedang menyalahgunakan kedudukan demi kepentingan pribadi?—SJ
KESUKSESAN DAN KEDUDUKAN BUKAN UNTUK KEPENTINGAN PRIBADI,
MELAINKAN UNTUK MELAYANI SESAMA SECARA LEBIH EFEKTIF