BERKAT, BUKAN BENCANA
- Rincian
- Diterbitkan hari Minggu, 03 Februari 2013 00:00
- Ditulis oleh Jarot Prihadi Nugroho
- Dibaca: 9796 kali
Baca: Efesus 4:17–32
Perasaan mereka telah tumpul, sehingga mereka menyerahkan diri kepada hawa nafsu dan dengan serakah mengerjakan segala macam perbuatan cemar. (Efesus 4:19)
Bacaan Alkitab Setahun:
Imamat 7-8
Penggunaan energi nuklir sebagai sumber energi alternatif saat ini masih memicu kontroversi yang sengit. Pihak yang mendukung mengedepankan manfaat energi nuklir, antara lain untuk mengurangi polusi udara karena emisi karbonnya rendah. Sebaliknya, pihak yang menentangnya menyoroti bahaya radiasi nuklir bagi manusia dan lingkungan. Ancaman bahaya semakin nyata bila manusia mengembangkan program senjata nuklir. Energi nuklir, dengan demikian, benar-benar harus dikelola secara hati-hati dan bijaksana.
Rasul Paulus juga mengingatkan orang percaya agar bersikap bijaksana dan berhati-hati dalam menjalani hidupnya. Kita dipanggil untuk hidup selayaknya manusia baru, manusia yang mengenal Allah dan bersekutu dengan Dia. Hidup sebagai manusia baru tak ayal mendatangkan berkat dan manfaat bagi sesama (ay. 28b, 29). Tetapi, sekalipun sudah diperbarui, kita masih dapat memilih untuk hidup dalam hawa nafsu dan keserakahan (ay. 19). Pilihan yang buruk ini pada akhirnya mendatangkan pertikaian, fitnah, dan berbagai tindak kejahatan (ay. 31). Sebuah gaya hidup yang tidak pantas bagi seorang manusia baru, bukan?
Bagaimana kita belajar untuk hidup secara bijaksana dan berhatihati? Dengan menyadari identitas kita sebagai manusia baru. Manusia baru bukanlah sumber bencana, melainkan sumber berkat bagi sesamanya. Izinkanlah Roh Kudus bekerja di dalam dan melalui kehidupan kita. Dia akan memampukan kita untuk mengasihi Allah dan sesama sebagaimana Allah telah terlebih dahulu mengasihi kita.—JRT
KITA DIPANGGIL UNTUK MENJADI BERKAT DAN MEMELIHARA KEHIDUPAN
BUKAN UNTUK MENGHANCURKAN DAN MENDATANGKAN BENCANA