LANGSUNG MARAH
- Rincian
- Diterbitkan hari Kamis, 24 Januari 2013 00:00
- Ditulis oleh Riris Ernaeni
- Dibaca: 10006 kali
Baca: Yakobus 1:19-27
Setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; sebab kemarahan manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah. (Yakobus 1:19-20)
Bacaan Alkitab Setahun:
Keluaran 20-22
Seorang ibu begitu murka ketika anak gadisnya pulang terlambat. Tanpa banyak bertanya dan tidak memberi putrinya kesempatan untuk menjelaskan, si ibu langsung memuntahkan kalimat-kalimat yang tidak senonoh dan bernada menghakimi. Padahal, keterlambatan putrinya terjadi secara tak sengaja: ban motornya kempis di tengah jalan dan ia harus menuntun motor cukup jauh sebelum menemukan tukang tambal ban. Selain itu, batere telepon genggamnya habis sehingga ia tidak dapat memberi tahu ibunya.
Kita kadang-kadang membiarkan prasangka atau kemarahan menguasai diri kita sehingga kita tidak dapat menanggapi situasi dengan semestinya. Kita tidak meluangkan waktu untuk mendengarkan penjelasan orang lain dan secara gegabah melontarkan tuduhan. Ledakan amarah yang membabi buta menyebabkan kita menyeburkan perkataan yang tidak pantas dan meninggalkan luka yang mendalam di hati orang yang kita hakimi. Singkatnya, amarah yang tak terkendali menghancurkan hubungan yang baik.
Apa yang tampak oleh mata kita belum tentu mengungkapkan seluruh keadaan secara lengkap. Oleh sebab itu, sudah semestinya kita memberikan kesempatan kepada orang lain menjelaskan duduk perkaranya. Kesediaan untuk mendengarkan ini menolong kita untuk mengendalikan amarah. Sebaliknya, kita memiliki waktu untuk mempertimbangkan perkara secara lebih jernih sehingga dapat mengambil keputusan yang lebih adil. Dengan itu, kita juga menghormati orang tersebut dan menghargai hubungan dengannya.—RE
LEBIH BAIK MEMBERIKAN SEPASANG TELINGA YANG MAU MENDENGARKAN
DARIPADA MENCECARKAN SERIBU NASIHAT YANG MENGHAKIMI