SAYANG ANAK
- Rincian
- Diterbitkan hari Selasa, 15 Januari 2013 00:00
- Ditulis oleh Martinus Prabowo
- Dibaca: 10465 kali
Baca: 1 Samuel 1:1-20
(Jika Engkau)…memberikan kepada hamba-Mu ini seorang anak laki-laki, maka aku akan memberikan dia kepada TUHAN untuk seumur hidupnya... (1 Samuel 1:11)
Bacaan Alkitab Setahun:
Kejadian 43-45
Pernah memperhatikan bagaimana para penjual mainan menjajakan dagangannya di terminal bus atau stasiun kereta? Teriakan mereka khas dan mudah dikenali. “Sayang anak... sayang anak...!” Teriakan itu biasanya lumayan sukses memancing para orangtua untuk merogoh kantong dan berbelanja. Ya, orangtua tak ayal ingin menunjukkan rasa sayang pada anak.
Di Alkitab, kita bertemu dengan Hana, ibu yang sangat mengharapkan anak. Ia harus menanti sekian lama. Ia menyaksikan madunya, Penina, melahirkan anak-anak bagi Elkana. Saat mereka beribadah di Yerusalem tahun demi tahun, ia menyaksikan Elkana membagikan jatah persembahan bagi Penina dan anakanaknya. Selama itu, ia tak kunjung dikaruniai keturunan.
Hana baru mengandung setelah ia bernazar akan menyerahkan anaknya bagi Allah (ay. 11). Ia memenuhi nazarnya ketika anak itu lahir, dan nantinya anak itu menjadi hakim termasyhur di Israel sampai zaman raja-Raja. Ya, nama anak itu adalah Samuel. Hana sendiri kemudian dikaruniai beberapa anak lagi. Seandainya Hana tidak bernazar, apakah selamanya Hana akan mandul?
Tuhan mempunyai rencana untuk Samuel. Nazar Hana membuka pintu bagi tergenapinya rencana tersebut. Ia tidak lagi menginginkan anak untuk diri sendiri. Begitulah caranya mengungkapkan rasa sayang pada anak yang dirindukannya: dengan mempersilakan Tuhan memproses anak itu sesuai dengan rencana-Nya. Justru saat kita membiarkan Tuhan menyelesaikan agenda-Nya atas anak kita, Dia memberkati keluarga kita secara berlimpah.—MRT
MENDEDIKASIKAN ANAK KE DALAM TANGAN ALLAH
ADALAH MENYERAHKAN MEREKA KEPADA SANG PENGASUH TERBAIK