TEORI PENGASUHAN ANAK
- Rincian
- Diterbitkan hari Senin, 14 Januari 2013 00:00
- Ditulis oleh Stephanus Junianto
- Dibaca: 11958 kali
Baca: Amsal 14:24–33
Takut akan TUHAN adalah sumber kehidupan sehingga orang terhindar dari jerat maut. (Amsal 14:27)
Bacaan Alkitab Setahun:
Kejadian 40-42
Grace, anak saya, bercerita tentang suka duka dalam merawat anaknya, Jane. Menurutnya, teman-temannya sesama ibu muda mengalami tantangan serupa. Mereka membaca teori tentang pengasuhan anak dari banyak buku yang ditulis penulis Barat. Menarik, namun metode pendekatan dan penekanannya berbeda-beda. Timbul kesan, beberapa aspek hanya cocok dengan kebiasaan orang Barat. Jadi, bagaimana pengasuhan yang alkitabiah itu? Apakah yang utama dalam mendidik anak itu?
Salomo menunjukkan pentingnya takut akan Tuhan. Maksudnya tentu saja bukan takut akan hukuman Tuhan atau takut ditolak oleh-Nya, melainkan rasa hormat dan gentar akan keagungan dan kekudusan-Nya. Takut akan Tuhan mendatangkan berkat bagi keturunan kita (ay. 26) dan merupakan sumber kehidupan sejati (ay. 27). Rasa takut yang muncul berdasarkan pengenalan pribadi akan Allah ini melandasi kebahagiaan yang murni dan tak berkesudahan, serta memampukan kita untuk menangkal dosa dan pencobaan.
Nah, bukankah itu hal yang terpenting bagi orangtua dalam mendidik anak: mendorong mereka untuk memiliki takut akan Tuhan? Sebagai orangtua, kami bersyukur atas anugerah-Nya sehingga anak kami boleh mengenal Tuhan sejak dini—Grace pada umur 12; Lisa pada umur 11; Yahya pada umur 10—dan mereka bertumbuh jadi anak yang takut akan Tuhan. Maka, dalam percakapan tadi, Grace menyimpulkan, hal yang utama dalam mendidik Jane adalah menolongnya mengenal Tuhan Yesus dan bertumbuh dalam pengenalan itu sehingga ia memiliki takut akan Tuhan.—SJ
MENDORONG ANAK BERGAUL KARIB DENGAN TUHAN SEJAK DINI
ADALAH SUMBANGSIH TERPENTING KITA SEBAGAI ORANGTUA