BERKAT DARI KRITIK
- Rincian
- Diterbitkan hari Sabtu, 29 Desember 2012 00:00
- Ditulis oleh Elisabeth Chandra
- Dibaca: 13960 kali
Baca: Amsal 15:29-33
Siapa mengabaikan didikan membuang dirinya sendiri, tetapi siapa mendengarkan teguran, memperoleh akal budi. (Amsal 15:32)
Bacaan Alkitab Setahun:
Wahyu 6-11
Meskipun saya senang belajar dari masukan orang lain, pada praktiknya tidak selalu mudah mencerna dan menerimanya. Suatu kali pemimpin saya mengembalikan sejumlah naskah yang sudah saya tulis dengan susah payah disertai komentar yang intinya mengatakan bahwa naskah-naskah itu harus dirombak ulang. Spontan saya protes dan berusaha membela pendapat saya. Lucunya, ketika pikiran sudah lebih tenang, dan saya membaca ulang komentar-komentar yang diberikan, saya menemukan banyak konsep saya yang memang keliru. Sambil memperbaikinya saya bersyukur. Kritik membangun mencegah saya melakukan kesalahan yang memalukan, sekaligus membuka wawasan dan mengasah ketajaman berpikir saya.
Alkitab memperingatkan kita untuk memiliki sikap yang terbuka untuk diajar. Teguran-teguran yang dimaksudkan untuk membangun haruslah didengarkan (ayat 31). Bukan didengarkan sambil lalu, tetapi diterima dengan pikiran terbuka. Teguran yang membangun itu disamakan dengan didikan, pengajaran yang memberikan akal budi (ayat 32). Rugi besar jika kita mengabaikannya, kita sedang membuang kesempatan untuk maju. Sikap yang mau diajar adalah cerminan kerendahan hati. Jika seseorang tidak cukup rendah hati untuk menerima masukan sesama, mungkinkah ia bisa sepenuh hati mendengarkan didikan Tuhan?
Acap kali pelayanan terhambat dan hubungan dalam tubuh Kristus bermasalah karena kita menolak untuk saling mendengarkan. Kita tidak mau belajar dari orang lain yang Tuhan tempatkan di sekitar kita. Adakah noda keangkuhan hati yang mungkin perlu kita bersihkan hari ini agar kita dapat dengan jernih melihat masukan-masukan yang penuh berkat di sekitar kita?—ELS
TEGURAN YANG TULUS IBARAT PISAU OPERASI.
DITUJUKAN UNTUK MEMPERBAIKI, BUKAN UNTUK MENYAKITI.