DAMAI DI BUMI
- Rincian
- Diterbitkan hari Jum'at, 21 Desember 2012 00:00
- Ditulis oleh Lily Teofilus
- Dibaca: 17861 kali
Baca: Lukas 2:8-14
“Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.” (Lukas 2:14)
Bacaan Alkitab Setahun:
Ibrani 1-6
Seorang pengusaha yang sedang stres diajak temannya mengikuti sebuah seminar manajemen stres. Salah satu saran dari pembicara seminar itu adalah: “Lepaskan stres Anda dengan menceritakan masalah Anda kepada seseorang yang bisa mendengarkan.” Ia lalu menambahkan bahwa salah satu cara terbaik adalah berbicara kepada hewan kesayangan. Sang pengusaha sangat jengkel. Ia membayar mahal sebuah tiket seminar hanya untuk mendengarkan saran bahwa ia harus memiliki hubungan dari hati ke hati dengan anjing piaraannya. Jelas hewan itu takkan bisa membantu membereskan konflik-konflik pemicu stres yang ia alami dan menghadirkan damai di hatinya.
Natal membawa kabar baik bahwa Yesus datang untuk membawa damai sejahtera di bumi (ayat 14). Damai yang akan dinikmati oleh orang-orang yang “berkenan kepada Tuhan”. Bagaimana mungkin manusia berdosa bisa diperkenan Allah? Jelas bukan dengan usahanya sendiri. Orang paling saleh di dunia pun tak luput dari kekhilafan di hadapan Allah yang mahasuci dan membenci dosa. Manusia butuh Juru Selamat yang akan membebaskan mereka dari dosa-dosa yang menyebabkan mereka tak dapat hidup dalam damai dengan Allah dan dengan sesama.
Rick Warren menulis: “Kedamaian dunia takkan ada tanpa kedamaian di tengah bangsa-bangsa. Kedamaian bangsa takkan ada tanpa kedamaian di tengah komunitas kita. Kedamaian komunitas takkan ada tanpa kedamaian di tengah keluarga kita. Kedamaian keluarga takkan ada tanpa Raja Damai bertakhta dalam hati kita.” Ia benar. Jika Anda merindukan damai yang sejati, mengapa tidak datang kepada Sumber-Nya?—LIT
BAGAIMANA DAMAI DAPAT TERCIPTA DALAM HIDUP KITA
JIKA KITA SENDIRI BELUM BERDAMAI DENGAN ALLAH?