SIAPA YANG MENENTUKAN?
- Rincian
- Diterbitkan hari Rabu, 01 Agustus 2012 00:00
- Ditulis oleh Melody Tjan
- Dibaca: 10472 kali
Baca: Lukas 4:42-44
Ketika hari siang, Yesus berangkat dan pergi ke suatu tempat yang terpencil. Tetapi orang banyak mencari Dia, lalu menemukan-Nya dan berusaha menahan Dia supaya jangan meninggalkan mereka. (Lukas 4:42)
Bacaan Alkitab Setahun:
2 Raja-raja 20-21
Ada begitu banyak hal baik yang dapat kita kerjakan dalam hidup ini. Bagaimana kita bisa memastikan bahwa kita telah mengambil keputusan yang benar dan tidak melewatkan kesempatan yang Tuhan berikan? Memilih antara yang baik dan tidak baik itu mudah. Memilih antara yang baik dan yang terbaik, itu yang sulit. Kerap kebutuhan yang besar dan dorongan banyak orang menjadi faktor yang penting bagi kita dalam mengambil keputusan. “Kami sangat membutuhkanmu di sini,” atau “Tidak ada orang lain yang akan mengerjakannya jika tidak ada kamu.” Kita pun luluh. Mungkin inilah kehendak Allah bagi saya.
Pendapat mayoritas tidak selalu sama dengan pendapat Allah. Lihat saja kisah Yesus. Warga Kapernaum mendesak Dia untuk tetap tinggal di tempat mereka. Banyak hal yang bisa Yesus kerjakan di sana. Namun, Yesus malah memilih meninggalkan mereka. Yesus sangat jelas dengan penugasan Bapa-Nya. Kejelasan ini tampaknya terkait erat dengan waktu-waktu khusus yang selalu Dia ambil untuk menyepi dan berdoa (ayat 42, 5:16). Karena selalu terhubung dengan Bapa, Yesus tidak pernah kehilangan fokus-Nya. Situasi tidak pernah mengendalikan-Nya.
Jika hari ini kita mulai kehilangan fokus dan pendapat mayoritas menjadi satu-satunya andalan kita mengambil keputusan, mari memeriksa hubungan kita dengan Tuhan. Adakah kita memiliki waktu-waktu pribadi yang khusus untuk berbicara dan mendengarkan Tuhan secara teratur? Tanpa hubungan yang intim dengan Tuhan, kita tak akan memiliki kepekaan akan apa yang Dia ingin kita kerjakan. Kita bisa sangat sibuk, tetapi tidak sedang mengerjakan kehendak-Nya.—MEL
SIAPA YANG MENENTUKAN APA YANG AKAN ANDA KERJAKAN?
ANDA SENDIRI, SITUASI, ATAU TUHAN?