MUMPUNG MASIH MUDA
- Rincian
- Diterbitkan hari Rabu, 28 Desember 2011 00:00
- Ditulis oleh Riand Yovindra
- Dibaca: 9888 kali
Baca: Mazmur 90
Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin, apabila berlalu, atau seperti suatu giliran jaga di waktu malam (Mazmur 90:4)
Bacaan Alkitab Setahun:
Wahyu 9-11
Andai seseorang bertanya, “Kapan Anda akan mati?”, apa jawaban Anda? Ini pertanyaan yang sulit. Banyak orang meninggal di usia tua, tetapi tidak sedikit juga yang meninggal di usia muda, bahkan kanak-kanak. Kematian memang bisa menjemput manusia kapan saja, sesuai waktu Tuhan. Walaupun demikian, ternyata ada banyak orang yang tidak mau berpikir mengenai kematian. Hal-hal yang berbau kematian kerap dibuang jauh-jauh dari pikiran. Dianggap tabu untuk dibicarakan. Ini memang ironi. Akibatnya, sebagian dari kita kemudian tidak berpikir: “Bagaimana saya mempersiapkan kematian?”, “Mau ke mana saya setelah mati?” Sebaliknya, lebih kerap berpikir: “Selagi masih muda, nikmatilah hidup”, “Apa lagi yang harus saya capai di hidup ini?”
Kita perlu belajar dari Musa. Berapakah usia Musa saat meninggal? Ia berusia 120 tahun (Ulangan 34:7)—cukup panjang. Akan tetapi, apa yang ia katakan mengenai hidup? Hidup itu singkat, seperti rumput yang tumbuh pada waktu pagi dan layu pada waktu petang (ayat 5-6). Oleh sebab itu, Musa memohon hikmat Tuhan agar mampu menghitung hari. Artinya, ia sangat menyadari bahwa hidup itu singkat. Karena itu, ia minta dimampukan untuk mengisi hidupnya secara bijaksana.
Kita memang tidak akan tahu kapan hidup kita akan berakhir. Namun, selagi masih ada kesempatan, gunakanlah waktu dengan bijaksana. Apa yang paling bijaksana bagi kita? Pertama, memastikan keselamatan kita. Kedua, mengambil keputusan untuk percaya kepada Tuhan. Ketiga, mengisi hidup dengan hal-hal yang berkenan di mata Tuhan serta memasyhurkan nama-Nya—RY
WAKTU BEGITU CEPAT BERLALU
AMBILLAH KEPUTUSAN YANG TEPAT SEBELUM MENYESAL