KETIKA MARTA MARAH
- Rincian
- Diterbitkan hari Selasa, 20 Desember 2011 00:00
- Ditulis oleh Eddy Nugroho
- Dibaca: 9601 kali
Baca: Lukas 10:38-42
Tuhan, tidakkah Engkau peduli bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku (Lukas 10:40)
Bacaan Alkitab Setahun:
Yakobus 1-3
Melayani Tuhan jelas merupakan aktivitas yang mulia, apa pun bentuknya. Oleh karena itu, seharusnya pelayanan dilakukan dengan sikap yang benar pula. Namun, terkadang orang mengalami kesamaran arah sehingga tidak dapat bersikap sebagaimana seharusnya. Banyak aktivis gereja bisa marah karena mereka merasa sudah banyak berkorban untuk melayani, tetapi tidak dihargai. Tidak dibantu, malah dicela.
Inilah mungkin yang terjadi pada Marta. Bagaimana bisa Maria membebankan semua kerepotan di pundaknya saja, seolah-olah hanya ia yang berkewajiban melayani tamu? Sampai-sampai Marta memprotes kepada Tuhan Yesus. Namun, Yesus malah membela Maria, membenarkan pilihan Maria untuk duduk di kaki-Nya dan mendengarkan-Nya. Dan, Marta ditegur karena telah menyusahkan diri dengan hal-hal di luar itu. Maria telah memilih yang terbaik, yakni membiarkan Tuhan melayaninya. Jika Marta disibukkan dengan pelayanannya bagi Yesus, Maria disibukkan oleh pelayanan Yesus baginya. Dan, Yesus menghargai sikap Maria yang seperti seorang murid—mau belajar dan mau mendengar.
Sudahkah kita juga bersikap seperti seorang murid? Ingatlah bahwa menjadi murid bukan hanya dengan terus-menerus menyibukkan diri dalam pelayanan. Jangan sampai kita menempatkan sesuatu yang baik, seperti pelayanan, menjadi lebih utama daripada yang terbaik, yaitu berpaut kepada Allah—mendengar firman-Nya. Ingatlah: kesibukan melayani Tuhan tak bisa jadi alasan untuk tak punya waktu merenungkan firman-Nya. Sebaliknya, keakraban dengan firman-Nya mesti selalu menjadi dasar dalam kita melayani —ENO
SEBELUM FIRMAN TUHAN MELAYANI KITA
TIDAK MUNGKIN KITA SIAP MELAYANI TUHAN